Dr. W. A. Criswell
Lukas 2:1-7
Judul khotbah kita hari ini adalah Kelahiran Kristus:
Kelahiran Kristus, merupakan sebuah sukacita dan keistimewaan bagi kami untuk menjadi
suatu bagian di dalam Perayaan Kelahiran Kristus ini, yang diadakan
setiap malam yaitu: pada malam ini, kemudian Selasa, Rabu, Kamis hingga
Jumat. Dan mereka memberitahukan saya bahwa pertunjukan boneka merupakan
hal yang paling mengesankan dari semua bagian yang kita lakukan. Mereka
memulai dari pukul 6.30—Saya akan berada di sini untuk pertama kalinya;
dan saya akan berusaha untuk tetap hadir—kemudian pada pukul tujuh
paduan suara ini mengagungkan Tuhan di dalam nyanyian Pohon natal kita.
Ada
sebuah teks yang terdapat di dalam Injil Lukas pasal yang kedua: sebuah
kalimat yang sederhana di ayat tujuh: “Dan ia melahirkan seorang anak
laki-laki, anaknya yang sulung, lalu dibungkusnya dengan lampin’—tidak
memiliki kekayaan yang cukup, tanpa memiliki uangan yang cukup untuk
membeli sebuah pakai yang kecil; hanya kain lampin yang digunakan untuk
membungkus Bayi itu—membukusnya dengan lampin dan dibaringkannya di
dalam palungan. Saya tidak dapat membayangkan gambaran yang paling
menyedihkan tentang kemiskinan dari pada hal yang seperti itu: lahir
dalam sebuah kAndang, dibaringkan dalam sebuah palungan dan dibungkus
dengan kain lampin; Anak Allah; Juruselamat dunia.
Di
dalam musik, di dalam khotbah, di dalam pertunjukan, Natal berseru
kepada seluruh dunia. Di dalam seluruh lirteratur, dan di dalam semua
sejarah, tidak ada hal yang dapat menandingi keabadian dan kepentingan
yang luas, dan motivasi serta perayaan yang kita lakukan setiap tahun
dalam musim seperti ini.

Terlihat
bahwa roh Natal menciptakan kembali dunia dan orang-orang yang berdiam
di atasnya. Itu adalah sebuah pengalaman yang menghangatkan, datang
seperti itu, dalam setiap akhir tahun; dan di dalamnya dia membawa
simbol dari pengharapan umat manusia; bintang abadi yang bersinar di
atas langit. Di atas setiap pertempuran dan konflik, dia selalu berada
di atas sana dan selalu bersinar.
Paduan
suara malaikat, menyampaikan berita kepada kita bahwa manusia yang
berkenan kepadaNya akan mendiami bumi: dan perjalanan orang-orang majus,
dan kunjungan para gembala, bersujud di hadapan Anak yang terbaring di
palungan, sebuah undangan bagi orang-orang miskin, orang-orang yang
terlupakan dan yang diabaikan dan yang terhilang; demikian juga halnya
dengan orang-orang kaya dan orang-orang yang bijaksana serta yang
berpengaruh di dunia untuk datang dan bersujud di hadapan Raja
Kemuliaan.
Dan
pemberian hadiah-hadiah: Merekapun membuka tempat harta bendanya dan
mempersembahkan persembahan kepada-Nya, yaitu emas, kemenyan dan mur.
Dan itu adalah sebuah waktu ketika kita mengenang Tuhan kita dan
sebab-sebab kerajaanNya di atas bumi. Dan kita ingat di dalam kebaikan
dan kemurahan antara satu dengan yang lain, dalam pemberian
hadiah-hadiah. Dan di dalam lukisan, di dalam literatur, di dalam musik:
keluarga kudus; sang ibu, sang Anak, dan Yusuf yang menjaga mereka.
Tidak ada sebuah waktu dari setiap waktu, yang di dalamnya ada
keindahan, pesan dan kebesaran selain pada saat Natal.
Dan saya akan berbicara tentang kedatangan Anak itu dalam tiga cara:
- Yang pertama—Di dalam janji, di dalam nubuatan.
- Yang kedua—Sebagai Inkarnasi Allah.
- Dan yang ketiga—Pengharapan dunia.
Yang
pertama, yaitu di dalam nubuatan: ada sebuah aliran yang besar yang
mengalir dalam setiap lembaran dari Perjanjian Lama. Itu adalah sebuah
pukulan yang tidak keras; penuh dengan cahaya dan kemuliaan; itu adalah
sebuah janji yang luar biasa; dan hal itu dimasukkan kedalam setiap
lembaran Kitab Suci Perjanjian Lama.
Sama
seperti arus teluk yang Anda miliki, yang lebarnya sekitar lima puluh
mil dan memiliki kedalaman satu mil, dan berkelok-kelok serta
berliku-liku sampai ke permukaan yang luas dari Samudera Atlantik dan
membawa kehidupan serta kehangatan ke pantai Dunia Lama; demikian juga
dengan aliran dari nubuatan yang terdapat dalam Perjanjian Lama—dipenuhi
dengan cahaya dan kehidupan serta kemuliaan—“kedatangan
seseorang”—seseorang yang telah dijanjikan oleh Allah; seseorang yang
akan membawa kebenaran dan kesembuhan dan pengharapan dan pengampunan
dan keselamatan serta sorga kepada dunia.”
Hal
itu dimulai sejak dari permulaan, yaitu di Taman Eden, ketika Allah
berkata kepada perempuan itu, “Keturunanmu…” Para Rabi tua membaca hal
itu dan tidak memahaminya: seorang wanita tidak memiliki keturunan;
seorang laki-lakilah yang memiliki keturunan. Tetapi Allah berkata,
“Keturunan dari perempuan ini akan meremukkan kepala Setan.”
Dan
pada akhirnya kita sampai kepada makna dari nubuatan itu, “Dia
dilahirkan dari seorang anak dara.” “Keturunan perempuan itu akan
meremukkan kepala Setan.”
Dan
nubuatan itu tetap berlanjut: Tuhan berkata kepada Abraham,
“Keturunanmu.” Dan Rasul Paulus menunjukan hal itu kepada sebuah bentuk
tunggal atau satu pribadi. “Dan oleh keturunanmu maka semua kaum dan
umat manusia di dunia ini akan mendapat berkat.”
Dan
Allah mengulangi janji itu kepada Ishak dan Yakub. Dan ketika Israel
hampir meninggal, dia mengumpulkan anak-anaknya di sekelilingnya dan dia
berkata kepada Yehuda:
Yehuda,
engkau akan dipuji oleh saudara-saudaramu… Tongkat kerajaan tidak akan
beranjak dari Yehuda ataupun lambang pemerintahan dari antara kakinya,
sampai dia yang datang berhak atasnya, maka kepadanya akan takluk
bangsa-bangsa.
Dan Musa berkata kepada umatnya di dalam pidato perpisahannya di dalam Kitab Ulangan:
Tuhan
Allah akan membangkitkan bagimu seorang nabi dari antara
saudara-saudaramu, sama seperti aku: Dengarkanlah Dia dalam segala
sesuatu yang akan dikatakanNya kepadamu.
Dan Nabi Natan berkata kepada Daud:
Engkau akan memiliki seorang Anak dan Dia akan berkuasa atas takhtamu sampai selama-lamanya.
Dan Yesaya berkata:
Suatu tunas akan keluar dari tunggul Isai, dan taruk yang tumbuh dari pangkalnya akan berbuah. Roh Tuhan akan ada padanya…
Sebab
seorang anak telah lahir bagi kita, seorang putra telah diberikan untuk
kita; lambang pemerintahan ada di atas bahunya, dan namanya akan
disebut Penasehat yang ajaib, Allah yang Mahakuasa, Bapa yang kekal, dan
raja Damai….
Sesungguhnya, seorang perempuan muda mengandung dan akan melahirkan anak laki-laki, dan ia akan menamakan dia Emmanuel, Allah berserta kita.
Dan Mikha dalam nubuatannya berkata:
Suatu
tunas akan keluar dari tunggul Isai, dan taruk yang tumbuh dari
pangkalnya akan berbuah. Roh TuTetapi engkau, hai Betlehem Efrata, hai
yang terkecil diantara kaum-kaum Yehuda, dari padamu akan bangkit bagiKu
seseorang yang akan memerintah Israel, yang permulaannya sudah sejak
purbakala, sejak dahulu kala.
Jauh
ke dalam eksistensi dunia yang tidak terbatas, Allah sendiri telah
menetapkan bahwa Di akan datang, “Allah beserta dengan kita.” Dan,
“Tetapi setelah genap waktunya,” seperti yang disampaikan Paulus di
dalam Galatia, “Tetapi setelah genap waktunya, maka Allah telah mengutus
AnakNya, yang lahir dari seorang perempuan.”
Ketika
Anda membaca sejarah masa lalu dari periode Greco-Romawi, mereka
berbicara tentang pengharapan dari seluruh dunia bahwa pada saat itu,
seharusnya datang seorang pembebas yang agung dari timur. Suetonius dan
Tacitus yang hidup sekontemporer dengan Rasul Yohanes adalah sejarahwan
Latin yang berbakat, dan mereka berbicara tentang pengharapan dari
seluruh dunia itu, bahwa dari Timur akan datang seorang Juruselamat
dunia yang agung.
Atau
Anda dapat menemukan sesuatu yang brilian dan nubuatan yang sangat
mengesankan tentang kedatangan anak itu di dalam epilog yang ditulis
oleh Virgil. Virgil adalah salah satu penyair Roma yang tidak ada
bandingnya, dia adalah seorang pria yang yang terkemuka dan luar biasa.
Dia meninggal beberapa waktu sebelum kelahiran dari Tuhan kita. Dan Anda
bisa melihat karya Virgil, penyair Latin itu, saat dia menulis hal yang
berhubungan dengan anak ini yang akan menyelamatkan dunia.
Lihat, abad terakhir dari para pelihat telah datang
Lagi, millennium besar
Masa yang berabad-abad lamanya telah menyingsing
Dan dari langit yang tinggi turunlah anak yang sulung
Anak perjanjian tersenyum lembut dalam rupa bayi
Zaman besi waktunya akan berakhir,
Dan zaman emas di dalam generasi-generasi
Memenuhi dunia
Sebab Engkau, Anak terang curahan dunia
Akan menyebarkan
Alat permainan lebih awal
Tempat buaian
Akan berbunga bagi sukacita
Penuh dengan kuncup-kuncup lembut
Mengusap wajah sang bayi
Ular yang curang dan herbal yang mematikan
Akan mati, dan
Duri-duri Siria akan tertiup di atas setiap onggokan
Datanglah, anak yang terkasih
Tuntutlah kehormatanmu
Atas waktu yang menarik dengan dekat
Bayi dari ras yang kekal
Benih yang ajaib dari Allah
Lihat, atas kedatanganmu
Betapa bintang-bintang berkelap kelip
Bergerak dengan gemetar
Dan bumi berteriak
Oh, seAndainya hidup
Akan membawaku
Hari-hari yang cukup dan nafas
Yang tidak terlalu pendek
Untuk menyanyikan perbuatan-perbuatanmu
Aku berharap aku ada di sini ketika dia datang
Datanglah sang anak
Dan beri salam pada ibumu dengan sebuah senyuman
Sepuluh bulan yang penuh kekhawatiran kasihnya telah diketahui
Datanglah, anak yang kecil.
Lagi, millennium besar
Masa yang berabad-abad lamanya telah menyingsing
Dan dari langit yang tinggi turunlah anak yang sulung
Anak perjanjian tersenyum lembut dalam rupa bayi
Zaman besi waktunya akan berakhir,
Dan zaman emas di dalam generasi-generasi
Memenuhi dunia
Sebab Engkau, Anak terang curahan dunia
Akan menyebarkan
Alat permainan lebih awal
Tempat buaian
Akan berbunga bagi sukacita
Penuh dengan kuncup-kuncup lembut
Mengusap wajah sang bayi
Ular yang curang dan herbal yang mematikan
Akan mati, dan
Duri-duri Siria akan tertiup di atas setiap onggokan
Datanglah, anak yang terkasih
Tuntutlah kehormatanmu
Atas waktu yang menarik dengan dekat
Bayi dari ras yang kekal
Benih yang ajaib dari Allah
Lihat, atas kedatanganmu
Betapa bintang-bintang berkelap kelip
Bergerak dengan gemetar
Dan bumi berteriak
Oh, seAndainya hidup
Akan membawaku
Hari-hari yang cukup dan nafas
Yang tidak terlalu pendek
Untuk menyanyikan perbuatan-perbuatanmu
Aku berharap aku ada di sini ketika dia datang
Datanglah sang anak
Dan beri salam pada ibumu dengan sebuah senyuman
Sepuluh bulan yang penuh kekhawatiran kasihnya telah diketahui
Datanglah, anak yang kecil.
Virgil,
seorang penyair dari dunia pemberhalan, yang meninggal beberapa waktu
sebelum kelahiran Tuhan—suaranya sama seperti Yesaya! Sebuah gambaran
dari pengharapan dunia pada saat itu, yaitu bahwa seorang Juruselamat
dan seorang pembebas akan lahir.
Saya
telah berbicara tentang Tuhan kita sebagai Anak yang dijanjikan. Yang
kedua, sekarang saya akan berbicara tentang Dia sebagai Allah yang
berinkarnasi. Dan tentu saja orang-orang liberal dan orang-orang
modernis serta orang-orang kafir menolak gambaran tentang tentang Tuhan
kita di dalam Alkitab. Sebab di dalam Kitab_kitab suci, dengan penekanan
yang dalam, Yesus selalu dijelaskan sebagai Tuhan Allah yang menjadi
manusia (di dalam daging manusia).
Pada mulanya adalah Logos; Logos itu bersama-sama dengan Allah, dan Logos itu adalah Allah. Ia pada mulanya bersama-sama dengan Allah…. Dan logos
itu telah menjadi manusia, dan diam di antara kita, dan kita telah
melihat kemuliaan-Nya, yaitu kemuliaan yang diberikan kepada-Nya sebagai
Anak Tunggal Bapa, penuh kasih karunia dan kebenaran.
Firman
itu telah menjadi manusia dan Firman itu adalah Allah, tinggal diantara
manusia. ini adalah penjelasan dari Kitab suci yang tidak dapat
dibantahkan.
Kemudian,
ketika kita berpikir tentang Allah, apa yang Anda pikirkan? Seperti
apakah Allah? Dia tentu saja bukanlah inti dari kekosongan. Di dalam
bagian Kristologi yang luar biasa, yang terdapat dalam Filipi pasal dua,
Paulus menulis, “Yesus Kristus yang dalam morphe Allah, (rupa Allah), Dia merupakan morphe Allah.”
Sekarang, apakah morphe, itu “rupa Allah?” Seperti apakah rupa Allah?
“Yang
walaupun dalam rupa Allah, tidak menganggap kesetaraan dengan Allah itu
sebagai milik yang harus dipertahankan, melainkan telah mengosongkan
diri-Nya sendiri, dan mengambil rupa seorang hamba, dan menjadi sama
dengan morphe manusia.”
Dia membandingkan keadaan itu, penampilan dari Tuhan kita. Dia berada di dalam rupa Allah, morphe Allah. Dan Dia mengsongkan diriNya kedalam morphe dari seorang manusia.
Apakah morphe
Allah itu? Bahasa tidak dapat menjelaskan secara mendalam tentang hal
itu, dan saya akan menunjukkannya kepada Anda. Beberapa kali di dalam
Perjanjian Lama para nabi berusaha untuk menjelaskan esensi kemuliaan
Allah. Dan ini adalah cara bagaimana mereka berusaha menjelaskannya.
Yehezkiel menulis:
Di
atas cakrawala yang ada di atas kepala mereka (dia berbicara tentang
empat kerubim, di atas empat kerubim, ada yang kelihatan seperti rupa
manusia) ada menyerupai takhta yang kelihatannya seperti permata
lazurit; dan di atas yang menyerupai takhta itu ada yang kelihatan
seperti rupa manusia. Dari yang menyerupai pinggangnya sampai ke atas
aku lihat seperti suasa mengkilat (dan kita sukar untuk menterjemahkan
kata yang digunakan oleh Yehezkiel) dan seperti api yang ditudungi
sekelilingnya; dan dari yang menyerupai pinggangnya sampai ke bawah aku
lihat seperti api yang dikelilingi sinar. Seperti busur pelangi, yang
terlihat pada musim hujan di awan-awan, demikianlah kelihatan sinar yang
mengelilinginya. Begitulah kelihatan gambar kemuliaan TUHAN. Tatkala
aku melihatnya aku sembah sujud….
Dan
kemudian dia mendengar Allah berbicara kepadanya—seperti apakah Allah?
Bahasa tidak dapat menjelaskan kedalaman makna yang dibawa esensi dari
Allah.
Bolehkah saya menunjukkan contoh yang lainnya? Di dalam Keluaran pasal tiga puluh tiga, Musa berkata kepada Tuhan:
Perlihatkanlah
kiranya kemuliaanMu kepadaku. Dan Tuhan Allah berkata kepada dia,
“Engkau tidak tahan memAndang wajah-Ku, sebab tidak ada orang yang
memAndang Aku dapat hidup." Berfirmanlah TUHAN: "Ada suatu tempat
dekat-Ku, di mana engkau dapat berdiri di atas gunung batu; apabila
kemuliaan-Ku lewat, maka Aku akan menempatkan engkau dalam lekuk gunung
itu dan Aku akan menudungi engkau dengan tangan-Ku, sampai Aku berjalan
lewat. Kemudian Aku akan menarik tangan-Ku dan engkau akan melihat
belakang-Ku, tetapi wajah-Ku tidak akan kelihatan."
Seperti
apakah Allah? Hal itu melampaui imajinasi kita. Dan tidak seorang pun
yang pernah melihat wajah Allah—tidak seorang pun yang dapat melihat
wajah Allah dan tetap hidup. Keberadaan dari esensi Allah melampaui dari
apa yang dapat dijangkau oleh pikiran kita. Dan itulah sebabnya mengapa
Allah datang kedunia ini dengan berinkarnasi dan mengambil rupa
manusia, sehingga kita dapat melihat Allah dan tetap hidup. Dia adalah
inkarnasi Allah—inilah Allah!
Seperti
yang disampaikan oleh Tuhan kita, “Barangsiapa telah melihat Aku, ia
telah melihat Bapa (ia telah melihat Allah).” Dan ketika Tuhan kita
berbicara, itu berarti Allah yang sedang berbicara:
Ketika Tuhan sedang berjalan di antara kita, itu berarti Allah yang sedang berjalan bersama dengan kita;
Ketika Tuhan menyentuh kita, itu berarti Allah yang sedang menyentuh kita
Ketika Dia menderita bersama kita, itu berarti Allah yang sedang menderita bersama dengan kita;
Ketika Dia menangis, itu berarti Allah yang sedang menangis
Ketika Dia terluka, itu berarti Allah yang terluka,
Ketika Dia meninggal, itu berarti Allah yang meninggal
Ketika Dia bangkit, itu berarti Allah yang bangkit dari kematian:
Dan ketika Dia masuk ke dalam sorga, itu berarti Allah yang sedang membuka pintu anugerah dan kemuliaan bagi kita.
Allah
menjadi manusia yang berinkarnasi, di dalam daging sehingga kita dapat
mengetahui seperti apakah Allah—inilah Allah: Tuhan kita Yesus.
Kebalikan
dari hal itu juga benar: Dia tidak hanya datang untuk bersama-sama
dengan kita, tetapi Dia juga datang sehingga kita dapat dipersembahkan
kepada Allah. Dia adalah mediator kita dan wakil kita serta pengantara
yang agung---Dia merepresentasikan kita kepada Allah.
Tidak
ada sebuah keindahan lain yang dapat Anda temukan di dalam seluruh
literatur dari pada dengan apa yang Anda baca di dalam Kitab Ibrani, dan
pasal kedua dari Kitab Ibrani ditutup dengan perkataan ini:
Karena
anak-anak itu adalah anak-anak dari darah dan daging, maka Ia juga
menjadi sama dengan mereka dan mendapat bagian dalam keadaan
mereka…Sebab sesungguhnya, bukan malaikat-malaikat yang Ia kasihani,
tetapi keturunan Abraham yang Ia kasihani. Itulah sebabnya, maka dalam
segala hal Ia harus disamakan dengan saudara-saudara-Nya, supaya Ia
menjadi Imam Besar yang menaruh belas kasihan dan yang setia kepada
Allah untuk mendamaikan dosa seluruh bangsa. Sebab oleh karena Ia
sendiri telah menderita karena pencobaan, maka Ia dapat menolong mereka
yang dicobai.
Dan pasal yang indah dari Kitab Ibrani, yaitu pasal empat ditutup dengan cara yang sama:
Sebab
Imam Besar yang kita punya, bukanlah imam besar yang tidak dapat turut
merasakan kelemahan-kelemahan kita, sebaliknya sama dengan kita, Ia
telah telah dicobai, hanya tidak berbuat dosa. Sebab itu marilah kita
dengan penuh keberanian menghampiri takhta kasih karunia, supaya kita
menerima rahmat dan menemukan kasih karunia untuk mendapatkan
pertolongan kita pada waktunya.
“Datanglah!”
Dia mengetahui semuanya tentang kita. Tidak ada dukacita yang membuat
hatinya juga hancur. Tidak ada air mata yang tidak Dia tangisi. Tidak
ada penderitaan yang tidak Dia alami.
Tidak
ada penderitaan, tidak ada frustrasi, tidak ada kekecewaan, tidak ada
rasa lapar, tidak ada keputusaasan yang tidak Dia alami. Dan itu
berarti, ketika kita berdoa, kita tidak mengangkat lengan kita dan
tangan kita kepada suatu keberadaan yang besar yang tidak
berpribadi—esensi dari keberadaan yang mahatahu. Kita tidak berdoa
seperti itu.
Kita menekuk lutut kita dan itu adalah cara kita berdoa:
Yesus
yang penuh berkat, Engkau mengetahui segala sesuatu tentang aku. Tidak
ada pencobaan, tidak ada dukacita, tidak ada penderitaan, tidak ada
kekecewaan, dan tidak ada air mata yang tidak Engkau alami. Tuhan,
berdirilah disampingku, di dalam kekuatan dan pertolongan, di dalam
kemurahan pada saat aku membutuhkan rahmat dan kasih karunia pada
waktunya. Dan Tuhan, pada suatu hari, ketika akhir dari hidup ini
datang, semoga tanganMu yang telah terpaku itu membukakan anugerah
bagiku, gerbang anugerah dan juga gerbang kemuliaan. Dan memeliharaku
sama seperti Allah yang memelihara.
Itu
adalah dunia yang lain, hari yang lain, iman yang lain, pengharapaan
yang lain, kelegaan yang lain, serta keselamatan yang lain. Kita tidak
berdoa kepada sesuatu yang tidak dapat dilukiskan, yang tidak dapat
terkatakan, keberadaan dan kemahadiran yang tidak dapat disentuh, tetapi
kita berdoa kepada Tuhan Yesus!
Dia
mengetahui segala sesuatu tentang kita. Dia telah dicobai dalam segala
hal sama seperti kita; Dan Dia adalah setia dan Pengantara serta Imam
Besar yang murah hati. Karena itu mari datanglah, tidak peduli
bagaimanapun keadaan Anda; datanglah sehingga Anda dapat menerima
rahmat dan menemukan kasih karunia untuk mendapatkan pertolongan pada
waktunya. Itulah arti dari Natal, dan inkarnasi serta kedatangan Tuhan
kita ke dalam dunia.
Yang
pertama, saya telah berbicara tentang anak yang telah dijanjikan. Yang
kedua saya telah berbicara tentang Allah yang berinkarnasi, Allah yang
telah menyatakan diri dalam rupa manusia. Dan yang ketiga, saya akan
berbicara tentang Dia sebagai pengharapan dunia. Sekalipun dengan semua
kegelapan yang meliputi sejarah modern kita, tetapi tetap sulit bagi
kita untuk menempatkan diri kita sendiri kedalam jenis sebuah dunia di
mana Yesus dilahirkan. UmatNya dan bangsaNya merupakan sebuah bagian
dari sebuah kepahitan dan umat manusia yang bergejolak.
Hanya
beberapa tahun sesudah Dia kembali ke sorga, wilayah Palestina yang
kecil itu, wilayah Israel yang kecil itu memberontak dan melawan
kekuasaan Imperium Roma. Jadi dengan penuh keputusasaan dan tanpa
pertolongan, orang-orang itu melemparkan dan memberikan diri mereka
melawan pedang dan perisai serta tombak legion Roma. Roma membutuhkan
waktu sekitar lima tahun untuk meredakan pemberontakan dan kepahitan
dari negara Israel yang kecil itu. Dari pertempuran itu muncullah dua
Kaisar Roma yang hebat: Vespasianus dan Titus. Dan jika Anda pernah
berada di Roma, Anda akan melihat di dalam sebuah relif yang besar,
sebuah relif kemenangan, yang menampilkan kemenangan Titus dalam
mengatasi pemberontakan itu.
Itu
adalah sebuah wilayah kecil, dan di tempat itulah Yesus lahir. Dan
tidak hanya itu, akan tetapi perbudakan merupakan sebuah karakter yang
universal dari seluruh peradaban Graeco-Romawi kuno. Dari sebuah
populasi yang berjumlah seratus juta orang, enam puluh juta orang
diantara merupakan budak, sebuah harta yang bergerak. SeAndainya Anda
berjalan menelusuri jalanan Efesus atau Antiokhia, atau Aleksandria, atu
Roma semasa Tuhan kita hidup, tiga orang dari lima orang yang Anda
temui merupakan budak. Dan tidak hanya itu, tetapi seluruh wilayah dan
bangsa-bangsa serta suku kaum dan masyarakat dunia berada di bawah
rantai besi dari Kaisar Roma.
Saya
berharap bahwa saya memiliki waktu untuk melanjutkan jenis dunia yang
di dalamnya Yesus lahir. Ketika saya mempelajari Bahasa Yunani, kami
mempelajari papirus Yunani—yaitu bahasa koine’ bahasa yang
digunakan dalam menulis Perjanjian Baru; dan bahasa itu merupakan bahasa
yang digunakan sehari-hari pada jaman itu. Dan salah satu papirus yang
telah saya baca adalah tulisan seorang pria kepada istrinya, dan sang
suami itu sedang berada di dalam perjalanan yang panjang, dan saat dia
pergi seorang bayi lahir di dalam rumahnya. Dan dia menulis kepada
istrinya, dia berkata: “Jika yang lahir itu adalah anak laki-laki maka
rawatlah dan perliharalah dia. Tetapi jika anak yang lahir itu adalah
perempuan, tempatkanlah anak itu dalam tempat yang terbuka.”
Apa
maksud Anda dengan membiarkannya di tempat terbuka, itu artinya
mengambil bayi kecil itu dan menempatkannya di luar di mana anjing dapat
memakannya; atau srigala dapat mencabiknya atau lebih buruk lagi,
seseorang dapat mematahkan tulang-tulangnya dan mengambil isi perutnya
serta menunjukkannya sebagai kebanggaan dan menempatkannya di atas
jalanan untuk memperoleh amal.
Apakah
jawaban Allah terhadap kekerasan dan kegelapan dan keputusasaan dan
keburukan serta kematian dunia? Apakah jawaban Allah? Bukankah Anda
berpikir bahwa Dia akan mengirim sebuah Kaisar Roma yang memiliki
kejayaan dengan sebuah pedang dan pasukan tentaranya? Bukankahkah Anda
akan memikirkan hal itu? Bukankah begitu?
Di
dalam membaca sejarah dunia kuno, seringkali dan secara berulang-ulang,
saya membaca nama seorang pria yang mereka sebutkan yang memimpin
pasukan yang besar ini: namanya pastilah Seleukus soter; atau Antiokhus
soter; atau Ptolemi soter; atu Demetrius soter. S-o-t-e-r: “Soter”—jadi,
saya berpikir bahwa itu adalah sebuah title yang menggelikan, yaitu
“soter.” Casander soter, Lysificus soter. Kemudian saya membacanya di
dalam Bahasa Yunani; dan hal itu terlihat sangat berbeda di dalam bahasa
Yunani. Kata “o’ adalah omega dan kata “e” adalah sebuah alpha. Itu
adalah kata yang luar biasa bagi juruselamat! Orang-orang ini seperti
Seleukus, Antiokhus, Ptolemi, Demetrius, Cassander dan Lysificus, serta
orang-orang lainnya—mereka datang dengan pasukan mereka yang besar untuk
menjadi juruselamat bagi orang-orangnya.
Anda
tahu, itu adalah sebuah hal yang aneh, bagaimana sejarah berlangsung
dan sifat dari umat manusia: perang membiakkan perang; revolusi
membiakkan revolusi; kebencian membiakkan kebencian. Dia yang mengangkat
pedang akan binasa oleh pedang. Saya membaca tentang hal itu di dalam
setiap surat kabar. Rusia menumpas revolusi di Hungaria; tetapi jauh di
dalam bangsa Hungaria ada sebuah gejolak, yang sedang menunggu hari yang
akan datang. Firman Allah berkata bahwa hari itu akan datang.
Hal
yang sama akan Anda temui di Polandia. Jauh di dalam Polandia ada
sebuah kebencian yang membara, menunggu sebuah kesempatan dimana mereka
dapat melawan kekuatan dari tank dan pasukan Rusia.
Hal
yang sama terjadi di Afganistan. Jutaan orang pada saat ini dalam
penderitaan yang dalam sedang menanti sebuah hari di mana mereka dapat
melawan kekuatan pasukan Rusia.
Cara
Allah sangat berbeda: Ketika Dia berusaha untuk memulihkan dan
memberkati hati yang hancur, keputusasaan, kegelapan, dukacita dunia,
Dia telah mengirim Seorang bayi yang kecil; Bayi kecil yang manis dan
tenang.
Dan
ketika orang-orang majus datang dari jauh, mereka datang dengan
pertanyaan yang membara: “Dimanakah Dia, raja orang Yahudi yang baru
dilahirkan itu?” Mereka berpikir bahwa setiap orang tahu. Tetapi tidak
ada seorangpun di sini yang tahu—tidak ada satu orang pun. Dan mereka
menuju istana raja. “Jika Dia seorang raja, Dia pasti lahir di istana
raja. Dimanakah Dia, raja yang baru lahir itu?” Mereka telah dituntun
oleh sebuah bintang dari langit, yang berhenti di atas sebuah kAndang
dan Allah menunjuk ke bawah dengan sinar bintang bahwa inilah Raja
Dunia; ini adalah Juruselamat umat manusia; inilah berkat bagi umat
manusia—Anak kecil ini.
Saya
harus mengakhiri khotbah ini. Adalah iman yang berdiam di dalam diri
orang-orang majus itu, orang-orang bijaksana itu: untuk percaya bahwa di
dalam kehidupan yang kecil, dan tenang serta sederhana ini akan ada
pengampunan atas dosa-dosa kita; yang membuka gerbang sorga dan membawa
kerajaan Allah ke dalam hati kita dan ke dalam dunia.
Dan
itu adalah iman yang sama yang kita tunjukkan dan perlihatkan pada hari
ini, ketika kita datang dan brerlutut di hadapan Dia yang lahir dalam
sebuah palungan. Yang menemani Dia adalah keledai, sapi, dan
domba-domba, dan orang-orang miskin dunia sama seperti orang-orang yang
berpengaruh, orang-orang kaya, orang-orang bijaksana dan orang-orang
majus. Ada sebuah persamaan umum di dalam kelahiran Anak itu yang
membuat kita semua satu di dalam Dia, di dalam jemaatNya, di dalam
persekutuan umat Allah. Dan itu adalah undangan yang kami buat ke dalam
hati Anda.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar