TEMA BULANAN : “Allah Pencipta, Penyelamat dan Pemelihara Manusia dan Alam Semesta”
TEMA MINGGUAN : “Pertobatan Sambil Menantikan
Bacaan Alkitab : Ayub 22:21-30
ALASAN PEMILIHAN TEMA
Di masa sekarang banyak orang menyatakan hidup dalam pertobatan,
tetapi dari realita yang ada hidup dalam pertobatan belum nampak dalam
kehidupan orang percaya, karena masih banyak orang terjebak dalam
tindakan dosa di antaranya; krimi-nalitas, mabuk-mabukkan, pencurian,
pembunuhan dan lain-lain. Menurut kamus besar bahasa Indonesia,
kata “tobat” dan bertobat, berarti: sadar, menyesali akan dosa-dosanya
dan berniat untuk memperbaiki tingkah laku dan perbuatannya yang salah
atau jahat. Pertobatan (Ibrani=Teshuva) adalah suatu tindakan
manusia untuk berbalik dari perbuatannya yang jahat kepada kehidupan
yang sesuai dengan kehendak Tuhan, tunduk pada perintah-perintah Allah
serta meninggalkan dosa-dosanya (Yeremia 3:14,18:8). Orang yang bertobat
akan menunjukan sikap hidup yang memiliki kasih, sukacita, damai
sejahtera, kesabaran, kemurahan, kebaikan, kesetiaan, kelemah-lembutan,
dan mampu menguasai diri. Dengan pertobatan, manusia dapat menemukan
kembali suasana damai yang sungguh-sungguh yaitu terciptanya hubungan
yang baik antara manusia, alam ciptaan dan Allah. Karena
itu sambil menantikan kedatangan Tuhan, kita diajak untuk dapat
merubah pikiran, hati, dari yang salah kepada kehidupan lebih baik.
Melalui pertobatan di dalam Yesus Kristus kita diterima oleh Tuhan,
menerima pengampunan-Nya, hidup terberkati, semua itu hanya karena
anugerah dari Tuhan (Sola Gratia )
PEMBAHASAN TEMATIS
Pembahasan Teks Alkitab (Exegese)
Kitab Ayub menceritakan penderitaan yang dialami manusia, dimana
penderitaan Ayub mendorong terjadinya serangkaian percakapan/perdebatan.
Percakapan antara Ayub dan sahabat-sahabatnya berpusat pada
pertanyaan-pertanyaan tentang kehi-dupan yang sulit dan mengapa seorang
saleh, jujur, takut akan Allah, menjauhi kejahatan serta setia seperti
Ayub harus menderita? Penderitaan Ayub memang sangat berat, betapa tidak
ia menderita sakit secara fisik (Ayub 2:7), mengalami penderitaan lahir
batin, kawan-kawan dekatnya memberikan nasehat-nasehat yang sangat
memojokan dia. Menurut mereka Ayub harus bertobat, karena sakit yang ia
derita adalah akibat dosa-dosanya, padahal Allah sendiri menyatakan
bahwa tidak ada seorangpun di bumi seperti Ayub yang demikian saleh dan
jujur, takut akan Allah, menjauhi kejahatan (Ayub 1:1, 8 ).
Elifas menyatakan jika Ayub bersedia kembali kepada Allah dengan berlaku ramah; Ibrani (t’sedakah)–keadilan atau kebenaran,
maka hidupnya akan tentram dan beroleh keuntungan (Ayat 21). Bagi
Elifas Ayub tidak ramah terhadap Allah, sehingga ia meng-anjurkan agar
Ayub harus berlaku ramah terhadap Allah menerima firman-Nya dalam
kerendahan hati, mau menghapus dosa (bertobat = Thusava) dari kecurangan (Ibrani= ‘a.syag’) menyalahgunakan kekuatan, kuasa atau wewenang atas orang lain”
dalam hidupnya (ayat 22-23). Meninggalkan ketergantungan pada hal-hal
duniawi yaitu kekayaan, kesejahteraan, kenyamanan duniawi maka dengan
sendirinya Allah membebaskannya dari semua kesusahan dan memperoleh
kesenangan/kebahagiaan (Ibrani = ‘e’syer’) yang ber-asal dari Tuhan
(ayat 24-26). Doa-doanya Ibrani=Tefilah (meminta, memohon belas kasihan, meminta petunjuk, memuji dan bersyukur)
akan didengar/ dikabulkan, jalan kehidupannya diterangi oleh Allah
(ayat 27-28), sebab Allah merendahkan orang angkuh/sombong, tetapi
keselamatan diterima oleh orang yang rendah hati (menundukkan kepala),
karena orang yang tidak bersalah diluputkan dari hukuman (ayat 29-30).
Ayub harus mengambil tindakan yang baik dan benar, serta dinasehati
supaya ia tidak angkuh dalam hidupnya dan bersih dalam tindakannnya
sehingga ia akan kembali menjadi pahlawan iman, seorang yang saleh
sehingga dapat mempengaruhi Allah untuk mengampuni orang lain ( Elifas, Bildad dan Sofar) (Ayub 42: 7-9 ).
Tetapi Elifas keliru karena pertobatan dan keselamatan tidak selalu
menghasilkan kemakmuran jasmania dan material. Kadang-kadang orang
beriman karena kesetiaannya “menderita, kekurangan, kesesakan dan
siksaan (Ibrani. 11:37), sekalipun mereka mem-percayai janji-janji Allah
namun mereka belum memperoleh apa yang dijanjikan itu (Ibrani 11:39).
Ketika menasehati Ayub untuk bertobat supaya memperoleh kembali
kesehatan dan kemakmuran-nya, Elifas dengan tidak sengaja berpihak
kepada iblis dan tuduhan-tuduhannya menentang Ayub dan Allah. Iblis
sebelumnya menuduh Ayub melayani Allah karena apa yang diperolehnya dari
Allah (Ayub 1: 9-11), jika Ayub bertobat karena dosa yang diduga
dibuatnya supaya memperoleh berkat Allah, maka dia layak dituduh
melayani Allah hanya demi keuntungan pribadi. Meskipun perkataan Elifas
meng ungkapkan pentingnya pertobatan, namun perkataan itu diucapkan
dengan motivasi yang salah, tidak ada simpati di dalam hatinya terhadap
penderitaan Ayub. Kegagalan Elifas menunjukan bahwa amanat pertobatan
yang dialamatkan kepada yang lemah haruslah disertai dengan kata-kata
penghiburan dan belas kasihan.
Makna dan Implikasi Firman
- Masa raya Adven adalah saat kita diajak untuk menatap ke depan. Oleh karena itu masa Adven disebut pula sebagai masa penantian di mana orang yang menanti akan mengarahkan hati ke depan, mengarahkan hati kepada apa yang diharapkan, tetapi masa Adven juga mengajak kita untuk menengok ke belakang, melihat kembali apa yang paling diharapkan, juga mengajak kita memahami bagaimana seharusnya hidup sekarang, kini dan di sini.
- Jika masih hidup dalam dosa marilah kita kembali ke jalan Tuhan dalam kesadaran dan penyesalan yang tulus atas dosa disertai komitmen untuk merubah hidup sebagai buah pertobatan, agar karya penebusan Kristus sebagai karunia Allah menjadi motivasi kuat bagi kita untuk berbenah diri yaitu hidup dalam pertobatan.
- Setiap manusia memiliki kerinduan untuk hidup dalam damai sejahtera, oleh karena itu ada peranan penting yang perlu kita lakukan agar berkat damai sejahtera yang selalu kita rindukan dapat terwujud dengan memperbaiki pola berpikir, kebiasaan, hubungan baik dengan sesama di setiap aspek kehidupan kita. Refleksi diri yang melahirkan perubahan dari dalam diri kita merupakan wujud pertobatan yang perlu terus menerus kita lakukan, agar dengan hidup dalam pertobatan kualitas hidup kita akan mengalami pertumbuhan, dan disaat yang sama kehadiran, penyertaan dan pertolongan Tuhan semakin dekat dalam hidup kita. Diperayaan minggu-minggu Adven ini kiranya menjadi momentum “persiapan” dan refleksi diri untuk menyambut Natal Kristus dengan hidup harus terus menerus diperbaharui dalam setiap hari, juga sebagai upaya kita dalam mempersiapkan“ jalan yang pantas” untuk menyambut Sang Raja Damai, ketika Ia datang kembali“ Persiapkan jalan untuk Tuhan, luruskan Jalan bagi-Nya” (Markus 1: 3 )
PERTANYAAN UNTUK DISKUSI:
- Apa pendapat saudara dengan tema “pertobatan sambil menanti kedatangan Tuhan “ sesuai bacaan kita?
- Bagaimana seharusnya kita memaknai perayaan menyambut Natal Yesus Kristus di saat ini?
- Sebagai gereja upaya-upaya apakah yang dapat kita lakukan untuk mewujudkan hidup dalam pertobatan?
NAS PEMBIMBING: 2 Timotius 4:8
POKOK-POKOK DOA
- Umat manusia dalam merayakan Natal Yesus Kristus dijauhkan dari pesta pora, mabuk-mabukkan judi dan pola hidup yang konsumtif.
- Umat manusia dalam berbagai tekanan hidup dalam menyam-but Natal.
- Gereja dalam berbagai program pelayanan di minggu Adven ini.
- Warga gereja dalam merayakan minggu- minggu Adven ini tetap hidup rukun dan damai.
TATA IBADAH YANG DIUSULKAN:
HARI MINGGU ADVEN KE-2
NYANYIAN YANG DIUSULKAN
Persiapan: KJ No. 85 Kusongsong Bagaimana
Ses Nas Pembimbing : KJ No.84 Ya Yesus Dikau Kurindukan
Hukum Tuhan: KJ No. 44 Tuhan, Kasihanilah
Ses Pengakuan Dosa: Bertobatlah
Ses Pemberitaan Anugerah Allah: NKB No 17 Agunglah Kasih Allahku
Ses Khotbah: NKB No. 116 Siapa Yang Berpegang
Persembahan : NNBT No. 15 Hai Seluruh Umat Tuhan
Nyanyian Penutup : NKB No. 197 Besarlah Untungku
ATRIBUT:
Warna dasar biru muda dengan simbol empat buah lilin berwarna ungu.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar