BPMJ GMIM Baitel Kolongan Wil. Mapanget Dua, mengucapkan SELAMAT HUT KE-24 WILAYAH MAPANGET DUA, 24 JANUARI 2019... TUHAN MEMBERKATI

Menjabarkan Trilogi Pembangunan Jemaat

MTPJ 6 s-d 12 Januari 2019

 TEMA BULANAN : “Allah Pencipta, Penyelamat dan Pemelihara Manusia dan Alam Semesta”
TEMA MINGGUAN : Proklamasi Keesaan Allah”
BACAAN ALKITAB: Matius 3:13-17
ALASAN PEMILIHAN TEMA
Allah yang berdaulat atas hidup ciptaan-Nya, Dialah yang berkuasa atas langit dan bumi serta segala isinya, termasuk kita sebagai umat manusia. Semua manusia hidup dan mati berada dalam kemaha-kuasaan-Nya. Dia merancang dan mengendalikan kehidupan kita manusia, sekalipun kita manusia yang cendrung tidak taat kepada-Nya. Kita manusia  lebih suka memilih jalan hidup kita sendiri. Sekali lagi, hidup manusia berada dalam rangcangan-Nya. Masing-masing kita secara pribadi berada dalam rencana-Nya. Dialah yang sesung-guhnya mengatur hidup kita. Tuhan Allah kita mengenal setiap pribadi dan dapat memakai kita untuk maksud dan tujuan-Nya. Melalui kita, Allah dapat memproklamirkan (=memberitahukan, mengumumkan) kepada “dunia” bahwa Dia adalah Allah yang Esa. Dialah satu-satunya Tuhan Allah yang mencipta, memelihara ciptaan-Nya, termasuk Dialah Allah yang dapat memilih dan memakai seseorang secara khusus untuk memproklamirkan karya selamat-Nya bagi dunia, sebagaimana bacaan Alkitab kita minggu ini bahwa Tuhan memilih dan memakai Yohanes “Pembaptis” dan menyatakan diri dalam “Yesus Kristus. Karena itu dari teks bacaan minggu ini diangkat tema:”Proklamasi Keesaan Allah”.


PEMBAHASAN TEMATIS
Pembahasan Teks Alkitab (Exegese)
Untuk memahami teks Matius pasal 3:13-17, sebaiknya kita membaca perikop sebelumnya pada ayat 1-12 yang menceritakan kisah tentang Yohanes Pembaptis yang tampil di padang gurun Yudea dan memberitakan supaya “umat Israel” bertobat karena Kerajaan Sorga sudah dekat. (ayat 1-2). Kita memperhatikan bahwa datanglah penduduk dari Yerusalem, dari seluruh Yudea dan dari seluruh daerah sekitar Yordan (ayat 5). Lalu sambil mengaku dosa, mereka dibaptis oleh Yohanes di sungai Yordan (ayat 6). Kemudian kita memperhatikan, bagaimana kehadiran Yohanes dipakai Allah untuk mendahului “seseorang” yang juga akan dipakai oleh Allah, seperti yang terdapat pada ayat 11, “Aku membaptis kamu dengan air sebagai tanda pertobatan, tetapi Ia yang datang kemudian dari padaku lebih berkuasa daripadaku dan aku tidak layak melepaskan kasut-Nya. Ia akan membaptiskan kamu dengan Roh Kudus dan dengan api”.
Kalau kita memperhatikan perikop bacaan Alkitab Matius 3:13-17 menceritakan: pada ayat 13: “Maka datanglah Yesus dari Galilea ke Yordan kepada Yohanes untuk dibaptis olehnya”. Ungkapan ini merupakan penggenapan dari apa yang dikatakan oleh Yohanes Pembaptis pada ayat 11 bahwa kata “Ia” menunjuk pada Yesus (lebih berkuasa daripadaku), yang akan datang membaptis dengan Roh Kudus dan api. Kata Galilea menunjuk sebuah tempat yang jauh dari sungai Yordan tetapi Yesus bersedia datang untuk dibaptis. Ungkapan kesediaan Yesus dibaptis dapat dimengerti ketika Yesus mengucapkan…” biarlah hal itu terjadi, karena demikianlah sepatutnya kita menggenapkan seluruh kehendak Allah”.  (ayat 15). Dapatlah dimengerti bahwa kesediaan dan melakukan baptisan adalah perlu dan penting sebagai tanda kesediaan(ketaatan) pada kehendak Allah. Pada ayat 14, dapatlah dimengerti, mengapa Yohanes menolak untuk membaptis Yesus, karena konsistensi ungkapan pada ayat 11 di atas bahwa:” Yesus lebih berkuasa daripadanya”. Jadi ada semacam “subordinasi” (secara hirarki Yesus lebih “di atas” dari Yohanes Pembaptis” atau “atasan dan bawahan”), sehingga merasa tidak “layak”. Karena itu pada ayat 14, Yohanes berkata:”Akulah yang perlu dibaptis oleh-Mu”. Dari ungkapan ini sesungguhnya mengandung arti yang dalam secara teologis bahwa yang patut melakukan pembaptisan adalah Allah (=Yesus) bukan manusia (=Yohanes). Ayat 16:”Sesudah dibaptis, Yesus segera keluar dari air: Benar Yesus dibaptis di sungai Yordan, sebagai simbolisasi air yang mengalir (jadi bukan di laut atau di kolam renang). Yesus keluar dari air dalam bahasa aslinya tidak menunjuk pada keluar dari dalam air (ditenggelamkan dan keluar), tetapi Yesus keluar dari/naik dari sungai ke darat, dan pada waktu itu juga langit terbuka dan Ia melihat Roh Allah seperti burung merpati turun ke atas-Nya, lalu terdengarlah suara dari sorga yang mengatakan:”Inilah Anak-Ku yang Kukasihi”. Dari ayat ini kita mengerti bahwa peristiwa yang penting di sini bukanlah apakah Yesus di selam atau tidak, tetapi bagaimana Matius menggambarkan bahwa dalam peristiwa pembaptisan Yesus, Sorga tahu yaitu dengan tanda-tanda langit terbuka dan Roh Allah terlihat seperti burung merpati. Jadi burung merpati menjadi tanda kehadiran Roh Allah, bukan burung merpati adalah wujud Roh Allah atau Roh Allah itu sendiri. Selanjutnya pada ayat 17 dilanjutkan dengan ”terdengarlah suara dari sorga yang mengatakan:”Inilah Anak-Ku yang Kukasihi, kepada-Nya Aku berkenan”. Inilah yang dapat dikatakan bahwa Allah yang Esa dari sorga memproklamirkan diri-Nya. Artinya dari teks ayat 16-17 ini kuat sekali memberi kesan bahwa ada ajaran Tri Tunggal : Allah Bapa, Anak-Nya, dan Roh Kudus. Dari penjelasan ini tema minggu ini ialah: Proklamasi Keesaan Allah” ini bisa dimengerti.
Makna dan Implikasi Firman
  • Sebagai Gereja telah mengakui dan menerima Keesaan Allah yang terwujud dalam Bapa, Anak dan Roh Kudus sebagai ajaran Tritunggal. Sekalipun masih banyak orang tidak percaya, tetapi Pengakuan Iman Nicea-Konstantinopel, Pengakuan Iman Athanasius dan Pengakuan Iman GMIM yang kita ucapkan dalam ibadah-ibadah GMIM. Kita tentu berharap Pengakuan Iman ini tidak hanya menjadi bahasa Pengakuan verbal saja tapi sungguh-sungguh dihayati dan diaplikasikan dalam hidup beriman kita sehari-hari.
  • Dari teks ini juga, kita perlu belajar arti ketaatan pada kehendak Allah, sebagaimana yang dilakukan oleh Yesus Kristus dalam kerendahan hati-Nya kepada Yohanes Pembaptis. Di sini juga dapat dimengerti untuk menaati ketentuan-ketentuan/aturan-aturan yang memperlancar pelayanan, menjawab kebutuhan pelayanan dan menertibkan pelayanan.
  • Kita memahami bahwa pelaksanaan pelayanan sakramen Baptisan Kudus oleh Pendeta berlangsung atas nama Tuhan, bukan atas nama diri seorang Pendeta. Otoritas pelaksanaan sakramen Baptisan Kudus adalah inisiatif Allah, bersumber atau berasal dari Allah.
GMIM melaksanakan Sakramen Baptisan kudus sebagai bentuk ketaatan pada perintah Allah/kehendak Allah dalam pemahaman sebagai tanda ucapan syukur karena kita (=keluarga-seisi rumah tangga) telah diselamatkan oleh Yesus Kristus melalui kematian dan kebangkitan-Nya, bukan pada cara dan berapa jumlah/banyak air yang digunakan.
  

PERTANYAAN UNTUK DISKUSI:
  1. Apa yang kita pahami tentang bacaan ini dihubungkan dengan tema Proklamasi Keesaan Allah?
  2. Apa yang kita pahami tentang Baptisan Kudus?
  3. Bagaimana caranya kita memproklamirkan keesaan Allah (Bapa, Putra dan Roh Kudus) di tengah keragaman agama?
  
NAS PEMBIMBING: Ulangan 6:4-5
 POKOK-POKOK DOA:
  • Supaya ajaran gereja GMIM tetap terpelihara dengan baik
  • Supaya para Pelayan Khusus mengajarkan firman Tuhan dengan baik
  • Pelaksanaan Pelayanan Sakramen Baptisan Kudus

TATA IBADAH YANG DIUSULKAN:

HARI MINGGU BENTUK I

NYANYIAN YANG DIUSULKAN:
Panggilan Beribadah: Ny. Rohani. No. 3 Hormat Bagi Allah Bapa
Ses Nas Pemb : KJ No. 38 T’lah Kutemukan Dasar Kuat
Pengakuan Dosa: KJ No. 26 Mampirlah Dengar Doaku
Pemberitan Anugerah Allah: NKB No. 34 Setiamu, Tuhanku, Tiada Bertara
Pengakuan Iman: KJ No. 242 Muliakan Allah Bapa
Hukum Tuhan: NKB No. 189 Pegang Tanganku
Ses Pembacaan Alkitab: KJ No. 49 Firman Allah Jayahlah
Persembahan : KJ No. 376 Pada-Mu Tuhan Dan Allahku
Nyanyian Penutup: NNBT No. 30 Allah Tuhan Kekuatanmu


ATRIBUT:
Warna dasar putih dengan lambang lilin di atas palungan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Terkini

NAP - Ada Tiga Hal Yang Dapat Menghancurkan Kehidupan Kita

  Pnt.Netty Agnes Kululu-Pantow, SE Ketua Kompelka WKI Baitel Kolongan