TEMA: “Menyambut Kelahiran Yesus”
BACAAN ALKITAB : Lukas 2:1-7
Saudara-saudara yang dikasihi Tuhan. Shalom bagi kita sekalian.
Bagi orang Kristen, tanggal 24 Desember mempunyai arti dan kesibukan
tersendiri karena di hari ini biasanya merupakan hari terakhir untuk
mempersiapkan perayaan Natal besok harinya tang-gal 25 Desember 2018.
Misalnya persiapan makan dan minum, pakaian, pernak-pernik dan hal-hal
yang berkaitan dengan kebu-tuhan perayaan Natal. Boleh dikata bahwa hari
ini adalah “puncak” persiapan untuk perayaan Natal. Semua ini penting,
walaupun demikian ada satu hal yang jauh lebih penting untuk
dipersiapkan dan jika tidak ada persiapan ini, semua yang dipersiapkan
seperti yang disebutkan tadi tidak ada artinya. Pertanyaannya persiapan
apakah yang lebih penting dari persiapan lainnya? jawabannya ialah
persiapan hati untuk menyambut dan merayakan kelahiran Yesus.
Pembacaan kita dari Injil Lukas 2:1-7 menceriterakan tentang
bagai-mana Yusuf dan Maria menyambut kelahiran Yesus sebagaimana yang
disampaikan malaikat dari Sorga bahwa Maria akan melahirkan seorang anak
laki-laki yang diberi nama Yesus (Lukas.1:26-38). Kelahiran Yesus
terjadi pada masa pemerintahan Kaisar Agustus, saat ia mengeluarkan
perintah menyuruh mendaftarkan semua orang di seluruh dunia. Pendaftaran
atau sensus penduduk dimaksudkan untuk memperoleh data jumlah orang
yang wajib membayar pajak dan semua orang harus dicatat di daerah asal
mereka masing-masing. Demikian juga Yusuf pergi dari kota Nazaret di
Galilea ke Yudea, ke kota Daud yang bernama Betlehem bersama Maria
tunangannya yang sedang mengandung. Ketika mereka berada di Betlehem,
tibalah saatnya bagi Maria untuk melahirkan, dan ia melahirkan seorang
anak laki-laki lalu dibungkusnya dengan kain lampin dan dibaringkannya
di dalam palungan karena tidak ada tempat bagi mereka di rumah
penginapan. Penyebutan palungan menunjukkan bahwa Maria melahirkan di
sebuah kandang binatang karena palungan adalah tempat makan binatang
peliharaan. Begitu juga keterangan kain lampin atau kain tua yang sudah
tidak terpakai biasanya ditaruh di luar rumah termasuk di tempat
pemeliharaan hewan. Walaupun demikian Yusuf dan Maria telah siap
menerima kelahiran Yesus. Mereka telah siap menanti kelahiran Yesus.
Mereka telah siap dipakai menjadi sarana lahirnya sang Juruselamat ke
dalam dunia. Mereka telah siap menyambut kelahiran Yesus sekalipun harus
menempuh perjalanan panjang dari Nazaret ke Yudea dan mereka telah siap
menyambut kelahiran Yesus sekalipun dalam kesederhanaan di tempat yang
hina sebuah palungan di kandang binatang.
Saudara-saudara yang dikasihi Tuhan.
Belajar dari bagian Alkitab ini, maka ada beberapa hal yang dapat
kita refleksikan dalam kesiapan menyambut dan merayakan kela-hiran Yesus
Kristus ke dalam dunia. Pertama, kelahiran Yesus adalah fakta
sejarah bahwa Yesus lahir ke dalam dunia ketika kekaisaran Roma
diperintah oleh Kaisar Agustus. Ini berarti bahwa kelahiran Yesus adalah
sebuah berita yang benar-benar terjadi. Bukan berita mitos, bukan
rekaan, bukan rekayasa apalagi berita bohong. Sekali lagi kelahiran
Yesus adalah fakta sejarah yang tak dapat dibantah oleh siapapun, dengan
demikian sebagai orang Kristen kita tidak boleh ragu menyambut
kelahiran Yesus ke dalam dunia.
Kedua, kelahiran Yesus membuktikan bahwa nubuatan para nabi
adalah ya dan amin sekalipun berabad-abad lamanya adalah sebuah berita
sorgawi yang dirancangkan dan dijanjikan Tuhan, bahkan berita para
malaikat kepada Yusuf dan Maria membuktikan kesetiaan Tuhan pada
janji-Nya. Ia berkenan memakai Yusuf dan Maria menjadi sarana perwujudan
penyelamatan manusia yang dikasihi-Nya. Ini membuktikan bahwa Allah
kita adalah Allah yang hidup. Ia adalah Allah Pencipta, Pemilik,
Pemelihara dan Penyelamat manusia sesuai dengan rencana dan
anugerah-Nya. Hal ini semakin mengo-kohkan iman kita, bahwa tidak ada
Allah lain yang menyelamatkan manusia selain Dia dalam Yesus Kristus
yang lahir ke dalam dunia. Mari kita puji Dia dan sambut anugerah
selamat-Nya bagi kita.
Ketiga, Yusuf dan Maria menyambut kelahiran Yesus dalam
kese-tiaan kepada Allah dan dalam kesetiaan cinta kasih sebagai pasangan
hidup yang saling mengasihi, saling menjaga dan menguatkan; tidak
mempermalukan apalagi saling menyakiti satu satu sama lain. Inilah yang
mereka lakukan sekalipun berhadapan dengan berbagai pera-saan atas
kehamilan yang terjadi atas kehendak Tuhan, harus berhadapan dengan apa
kata orang, harus menempuh perjalanan jauh dan harus menerima kenyataan
bahwa Maria harus melahirkan bukan di tempat penginapan dan harus
meletakkan bayi Yesus ke dalam palungan atau tempat makanan hewan.
Kesetiaan kepada Tuhan dan kesetiaan dalam hidup berkeluarga seperti
inilah yang harus mewarnai hidup orang percaya dalam menyambut dan
mera-yakan Natal Yesus Kristus. Jangan justru sebaliknya karena berbagai
kesibukan menyambut Natal kesetiaan kepada Tuhan dan kesetiaan cinta
kasih dalam keluarga mengendur sehingga terjadi mabuk-mabukan, judi,
seks bebas bahkan tidak beribadah lagi karena ber-bagai kesibukan
memenuhi semua kebutuhan yang bersifat lahiriah.
Keempat, kesederhanaan dalam menyambut kelahiran Yesus yang
disimbolkan dengan lampin dan palungan tidak akan mengurangi cinta kasih
dan maksud penyelamatan Allah bagi manusia yang dikasihi-Nya karena
yang utama adalah bagaimana hidup yang menerima, taat dan setia terhadap
maksud penyelamatan Tuhan. Hal ini mengingatkan kita supaya
kesederhanaan dalam menyambut dan merayakan kelahiran Yesus Kristus
janganlah membuat kita berkecil hati karena derajat kemuliaan manusia
yang dikasihi Allah tidaklah terletak pada kelimpahan materi, tapi pada
kelimpahan ketaatan dan cinta kasih kepada Allah dan sesama manusia.
Saudara-saudara yang dikasihi Tuhan.
Belajar dari bagian Alkitab ini, maka mari kita sambut dan rayakan
kelahiran Yesus dengan keteguhan Iman bahwa Ia adalah Allah yang
menjelma menjadi manusia, dan mari kita hidup dalam kesetiaan kepada
Allah yang diwujudkan dalam kesetiaan untuk hidup ber-sama yang saling
menghidupkan dan dalam bentuk kesederhanaan. Dengan demikian persiapan
kita menyambut kelahiran Yesus Kristus semakin lengkap dan sempurna.
Kiranya Tuhan memampukan kita melakukan semua ini dalam tuntunan Roh-Nya
yang kudus. Terpujilah nama Tuhan. Amin.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar