MTPJ 27 Januari – 2 Februari 2019
TEMA BULANAN : “Allah Pencipta, Penyelamat dan Pemelihara Manusia dan Alam Semesta”
TEMA MINGGUAN : “Kota yang Diberkati”
BACAAN ALKITAB: Yeremia 33:1-9
ALASAN PEMILIHAN TEMA
Setiap orang tentu mendambakan kehidupan yang baik, terpenuhi
kebutuhan dasarnya, seperti sandang, pangan dan papan. Bersamaan dengan
itu, menginginkan pula kehidupan yang har-monis dengan sesama dan dengan
alam atau lingkungan hidupnya. Itu berarti meliputi tempat yang
menjaminkan rasa aman, damai dan sejahtera.
Dalam penghayatan kekristenan, tentu dapat disepakati, jika keadaan
diberkati maka Allah Bapa di dalam Yesus Kristus yang senantiasa
menjadi sumber berkat tersebut. Sebab, tak ada yang mustahil bagi-Nya.
Apalagi terhadap umat yang telah dipilih menjadi milik kepunyaan-Nya.
Ia yang berkuasa di bumi dan di sorga.
Alkitab yang sarat dengan fakta-fakta historis tentang kasih Allah
dinyatakan berulang-ulang bahwa, Tuhan turut bekerja dalam segala
sesuatu. Pernyataan ini perlu digaris-bawahi, agar teguh diya-kini,
bahwa kemahakuasaan Allah, cinta kasih kekal-Nya di lintasan waktu yang
telah berlalu, tetapi juga kekal untuk selama-lamanya.
Kalau begitu, Allah yang Maha mengetahui keberadaan umat-Nya, tentu
mengetahui juga, apa yang menjadi dambaan setiap kita, yang mau teguh
menaruh harap pada-Nya. Ketika berbicara tentang kebaikan yang kita
dambakan di manapun kehidupan ini kita jalani, maka terang firman Tuhan
kiranya menuntun kita. Untuk itu tema minggu ini ialah: Kota yang Diberkati.
Roh Kudus-Nya, menganugerahkan hikmat yang memampu-kan kita untuk
menelaah dan refleksikan secara teologis teks ini, di tengah konteks
kota, bangsa dan dunia yang sering dihiasi jerit dan tangis meratapi
diri, karena gagal memahami hidup ini.
PEMBAHASAN TEMATIS
Pembahasan Teks Alkitab (Exegese)
Di bagian awal Yeremia pasal 33, tersirat dua hal penting, yaitu Pertama:
tentang penyadaran kepada Yeremia, untuk mengingatkan-nya, bahwa Allah
itu TUHAN, Pencipta sekaligus yang menegakkan bumi ini. Kedua:
tentang penguatan baginya, yang rupanya telah terpuruk dalam
ketidak-mengertian, karena realitas yang dialaminya. Tersurat jelas
pernyataan yang mengandung penegasan, bahwa ini hal yang penting,
sehingga harus disampaikan ulang untuk yang kedua kalinya. Kata yang
mengindikasikan, sudah pernah disampai-kan, namun rupanya tak
dihiraukan. Ya, sangat boleh jadi karena catatan pasal sebelumnya (pasal
32:2), menyebutkan bahwa, saat itu sedang terjadi pengepungan tentara
Babel atas Yerusalem, semen-tara itu Yeremia ditahan di pelataran
penjagaan di istana raja Yehuda. Maka hampir dapat dipastikan, sang nabi
tengah galau, pesimis dan nyaris berputus asa. Bisa dikatakan demikian,
sebab di beberapa pasal sebelumnya, misalnya: pasal 11:18-12:6;
15:10-21; memuat pengakuan-pengakuan, mengenai kemelut yang
digumuli-nya. Bagaimana tidak, disatu sisi ia masih berusia muda, ketika
dipanggil Tuhan untuk menyerukan pembaruan hidup saudara/kaum
sebangsanya. Disisi lain, nafsu ekspansif kerajaan yang satu terhadap
kerajaan lainnya di masa itu, tentu rentan menggoyahkan sendi kerohanian
umat, bahkan dirinya secara pribadi. Kitab 2 Raja 24:8-17 & 2 Raja
25:1-12 menguak fakta bahwa sampai dua kali Babel mengepung Yerusalem
dan nyaris mengangkut habis penduduknya. Itulah sebabnya, Yeremia sampai
menyuarakan curahan hati yang begitu pedih kala ia berucap:
“terkutuklah hari ketika aku dilahirkan” (20:14). Tetapi, benar anggapan
Yeremia bahwa ketimpangan sosial akibat kemerosotan moral mayoritas
penduduk di negerinya, dan ekspansi kerajaan adidaya (Babel) di masa
itu, luput dari pengamatan TUHAN. Tentu tidak, sebab melalui
pengalaman pahit tersebut, proses pemurnian dan penyadaran atas umat
TUHAN sedang berlangsung. Lalu akan tumbuh tekad baru yang kuat, untuk
pasrah mematuhi Tuhan. Benar saja, bahwa melalui Yeremia Tuhan
mengingatkan untuk berseru kepada-Nya, yang membentuk atau mencipta
semesta ini (ayat 1-3). Pernyataan yang sesungguhnya hendak menyadarkan
Yeremia dan seluruh umat Tuhan bahwa yang dipikirkan dan didambakan
seringkali tidak seperti yang dirancangkan TUHAN.
Musnahnya rumah-rumah dan dirobohkannya gedung-gedung istana serta
tembok-tembok yang seharusnya menjadi penangkal pengepungan, hancur
karena murka dan kehangatan amarah Tuhan (ayat 4-5). Kemudian di ayat
6-9, Tuhan menyatakan janji-Nya yang akan menyembuhkan, memberi
keamanan; dan memulihkan dengan mentahirkan umat-Nya dan menganugerahkan
kesejah-teraan.
Seiring berlalunya waktu pemulihan itupun terwujud, bahkan berlaku
pula atas pribadi Yeremia. Melalui kitabnya ini terkuak pengakuannya
yang galau dan meragukan rancangan TUHAN, karena harapannya tak sesuai
dengan kenyataan. Nampaknya, ia sempat gagal paham karena hanya melihat
dari mata insaninya dan akal manusiawinya semata. Namun pada gilirannya
Tuhan mencelikkan mata imannya, sekaligus mengubah hatinya untuk
mengerti. Maka teguhlah Yeremia pada rancangan TUHAN yang
diproklamasikannya sebagai rancangan damai sejahtera untuk memberikan
hari depan yang penuh harapan (psl 29:11).
Makna dan Implikasi Firman
Meski kenyataan yang kita jumpai dan alami di hidup ini adalah:
tindak kekerasan termasuk Kekerasan Dalam Rumah Tangga (KDRT) dan
aksi-aksi kriminalitas; gangguan kamtibmas yang dipicu miras, narkoba
dan aksi ‘sok jagoan’ segelintir orang; dampak buruk sosial media, yang
sering dipergunakan untuk mengeksploitasi perempuan dan anak; dan kerap
dipakai untuk menipu dan menyebarkan ujaran-ujaran kebencian; serta
ketimpangan sosial lainnya, patut diakui, realitas miris ini masih
menghiasi kehidupn di sekitar kita. Tetapi, narasi sang nabi, memberi
inspirasi mengenai restorasi ilahi. Inti berita melalui nabi ketika
Allah berfirman, akan menegakkan bumi. Hal ini berarti bahwa, kalaupun
bumi ini bergoncang, diratapi tangis nurani yang teriris, yang menjadi
proses untuk menghayati lagi jati diri insan kristiani. Telah
diingatkan melalui nabi, bahwa janji pemulihan, yakni hidup diberkati
di kota-kota/tempat-tempat dimanapun didiami. Sebuah keniscayaan, jika
di dalamnya umat Tuhan yang mendiaminya teguh meyakini, rancangan damai
sejahtera Tuhan. Tetapi, janji pemulihan itu hendaknya dimaknai dengan
komitmen kehambaan, sebagaimana diekspresikan nabi. Jangan lelah
menyuarakan dan mempraktekkan hidup yang menjauhi dosa, supaya murka dan
amarah Tuhan tidak ditimpakan. Kota yang diberkati oleh Tuhan Allah di
dalam Tuhan Yesus juga termasuk orang-orang percaya yang mendiami kota
itu. Kota tidak saja dipahami sebagai sebuah teritorial tetapi tempat
dimana Allah memulihkan kita
Sukacita dan kegirangan di momentum perayaan “kuncikan”, “tulude” dan
pesta iman lainnya di minggu ini, patut diamini sebagai bagian dari
perwujudan janji Tuhan. Selayaknya kita meresponya dengan memberi
persembahan korban syukur, bahkan persembahan hidup yang kudus dan
berkenan kepada-Nya. Maka oleh kasih setia-Nya, hidup kita senantiasa
diberkati.
PERTANYAAN UNTUK DISKUSI:
- Apa pesan utama yang mau disampaikan bacaan saat ini berkaitan dengan kota yang diberkati?
- Kemukakan beberapa contoh konkrit (menurut pengamatan), kontribusi Gereja dalam upaya-upaya perubahan dan pemberdayaan warga Gereja, agar kota diberkati !
NAS PEMBIMBING: Yeremia 29:11
POKOK-POKOK DOA:
- Dikuatkan Tuhan, komitmen kehambaan umat, untuk menyuarakan dan mempraktekkan kebenaran
- Dikuatkan disegala profesi, usaha dan kerja yang ditekuni dengan semangat kehambaan pada TUHAN
- Kehidupan dalam damai dan sejahtera TUHAN, di seantero NKRI dan dunia.
TATA IBADAH YANG DIUSULKAN:
HARI MINGGU BENTUK IV
NYANYIAN YANG DIUSULKAN:
Persiapan: NKB No 3.Terpujilah Allah
Ses Doa Pembukaan: KJ No.13 Allah Bapa Tuhan
Ses Pengakuan Dosa: NNBT No. 8 Banyak Orang Suka Diampuni
Ses Janji Anugerah Allah: NKB No. 10 Dari Kungkungan Malam Gelap
Ses Pembacaan Alkitab: Bagi Tuhan Tidak Ada Yang Mustahil
Persembahan: KJ No. 393 Tuhan Betapa Banyaknya
Penutup: KJ No. 407 Tuhan Kau Gembala Kami
ATRIBUT:
Warna dasar hijau dengan simbol salib dan perahu di atas gelombang.
Bacaan Alkitab:
Yeremia
33
1.
Datanglah firman TUHAN untuk kedua kalinya kepada Yeremia, ketika ia masih terkurung di pelataran penjagaan itu, bunyinya:
2.
"Beginilah firman TUHAN, yang telah menjadikan bumi dengan membentuknya dan menegakkannya--TUHAN ialah nama-Nya--:
3.
Berserulah kepada-Ku, maka Aku akan menjawab engkau dan akan
memberitahukan kepadamu hal-hal yang besar dan yang tidak terpahami,
yakni hal-hal yang tidak kauketahui.
4.
Sebab beginilah firman TUHAN, Allah Israel, mengenai rumah-rumah di
kota ini dan mengenai gedung-gedung istana raja Yehuda yang dirobohkan
untuk dipakai terhadap tembok-tembok pengepungan dan pedang:
5.
Orang akan masuk pertempuran melawan orang-orang Kasdim dan kota ini
akan penuh dengan bangkai-bangkai manusia yang telah Kupukul mati karena
murka-Ku dan kehangatan amarah-Ku, sebab Aku telah menyembunyikan
wajah-Ku dari kota ini oleh karena segala kejahatan mereka.
6.
Sesungguhnya, Aku akan mendatangkan kepada mereka kesehatan dan
kesembuhan, dan Aku akan menyembuhkan mereka dan akan menyingkapkan
kepada mereka kesejahteraan dan keamanan yang berlimpah-limpah.
7.
Aku akan memulihkan keadaan Yehuda dan Israel dan akan membangun mereka seperti dahulu:
8.
Aku akan mentahirkan mereka dari segala kesalahan yang mereka lakukan
dengan berdosa terhadap Aku, dan Aku akan mengampuni segala kesalahan
yang mereka lakukan dengan berdosa dan dengan memberontak terhadap Aku.




